tag:blogger.com,1999:blog-40346135790686524642024-03-14T04:20:38.213+07:00Mother's CookCOOKING IS FUN. SIMPLE, CHEAP, EXCITED, TASTY.Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.comBlogger45125tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-28405727516074106352008-11-04T09:25:00.004+07:002008-11-04T12:24:45.345+07:00Soto Santan DagingSeminggu lalu jalan-jalan ke Bogor, ke tempat saudara di daerah Tajur. Pulang dari sana, cuci mata sedikit di industri rumah tas & sepatu yang terkenal itu. Tapi ada satu yang kutunggu-tungggu, yaitu makan soto mie Bogor. Trus coba cari-cari katanya di dekat pabrik ban Good Year ada yang terkenal enak, eh ga ketemu-ketemu, malah ketemu soto santan sapi Bang Ali. Tempatnya sederhana tapi cukup rame & rasanya lumayan... Ngeliat Saza & Ima makan keenakan jadi penasaran deh untuk buat sendiri. Rasanya ga jauh beda dengan soto daging di Kediri or soto ayam di Bok Ijo <span style="font-style: italic;">or </span>soto Kediri buatan saya (tapi punya saya pake ayam). Selak penasaran kemarin pas Bapak datang dari Yogya saya masak soto santan, dan ternyata...mm sedep!<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan :</span><br />1/4 kg has dalam<br />1/2 kg daging pipi<br />3 liter air<br />150 ml santan kara<br />1 tangkai besar loncang, diiris tipis<br />1 buah tomat merah, dibelah 4<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bumbu : </span>(sama persis<a href="http://motherscook.blogspot.com/2008/05/soto-kediri.html"> soto kediri</a> tanpa kunyit)<br /><br /><span style="font-family: georgia;font-size:85%;" >Bumbu halus :</span><br />7 siung bawang putih<br />11 siung bawang merah<br />7 butir kemiri<br />1,5 sdm ketumbar bubuk<br />2 cm jahe<br />1 sdt merica bubuk<br />Garam secukupnya<br /><br />5 lembar daun salam<br />5 iris lengkuas<br />3 tangkai besar sereh, digeprek<br />5 lembar daun jeruk<br /><ol><li>Tumis semua bumbu.</li><li>Daging dipresto bersama bumbu yang sudah ditumis dan air 1 liter, 20 menit.</li><li>Panaskan air 2 liter.</li><li>Pindah kaldu dan air rebus 2 liter ke dalam panci biasa. Iris daging sesuai selera. Masukkan ke dalam panci.</li><li>Tuang santan ke dalam panci, didihkan. Lalu masukkan irisan loncang. Terakhir masukkan tomat.</li></ol>Pelengkap : tauge/kecambah, bawang merah goreng, irisan daun seledri, cabe rawit merah godhog.<div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-8316308606864606202008-10-22T14:10:00.001+07:002008-10-29T08:04:28.428+07:00KrengsenganLagi-lagi ini nih masakan Jawa Timur. Pertama kali ngrasain waktu di Kediri. Bahan yang digunakan bisa kambing, bisa ati ampela ayam. Mungkin pake yang lain juga bisa. Sekitar 3 minggu lalu waktu Bapaknya anak-anak ke Kediri ngantar Shiddiq, tiba-tiba rasanya pengin makan kambing krengsengan tapi mau ke pasar malasnya bukan main karena jalannya kurang nyaman menuju pasar terdekat yang jual kambing. Kebetulan saya lupa resepnya (dulu pernah tanya ke Ibu mertua), trus saya telpon ke Kediri tanya lagi deh... Ternyata saya baru tahu kalo bahannya bisa diganti dengan ati ampela ayam. Setelah beberapa hari nunggu tukang ayam yang lewat rumah bawa ati ampela, baru deh nyobain masak krengsengan. Wuih,wuih... gara-gara saking penginnya makan kambing mungkin, meski yang dimasak ati ampela ternyata rasanya jadi kambing! Uennak! Buatnya guampang lagi.<br /><br /><strong>Bahan :</strong><br />Ati ampela/daging kambing<br />Cabe rawit merah utuh, jika suka<br /><br /><strong>Bumbu :</strong><br />Bawang putih, dihaluskan<br />Bawang merah, dihaluskan<br />Merica, dihaluskan (bubuk)<br />Kecap manis<br />Garam<br />Daun jeruk<br />Petis udang, jika suka<br /><ol><li>Ati ampela atau kalo daging kambing dipotong-potong dulu sesuai selera, diberi seluruh bumbu kecuali daun jeruk (dan petis) selama kurleb 30 menit.</li><li>Masukkan bahan yang sudah dibumbui, cabe rawit, daun jeruk, dan petis dalam kuali. Panaskan dengan api kecil (<em>ungkep</em>) sampai matang.</li></ol><div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-35776049051921724942008-08-29T14:02:00.002+07:002008-08-29T14:42:35.386+07:00Perkedel kentangTernyata buatnya gampang-gampang susah...<br /><br /><strong>Bahan :</strong><br />1 kg kentang<br />50 gr terigu<br />2 sdm margarin<br />50 gr daging giling<br />2 tangkai daun loncang diiris kecil-kecil<br /><br /><strong>Bumbu :</strong><br />8 siung bawang merah, diiris tipis, digoreng (bawang merah goreng kurleb 3 sdm)<br />1/2 sdt merica bubuk<br />1 sdt pala bubuk<br />100 ml air<br /><ol><li>Kentang dimasak sampai empuk, bisa direbus atau dikukus atau dikupas dulu lalu diiris lalu digoreng. Kalo mau lebih irit bahan bakar, digoreng.</li><li>Tumbuk/haluskan kentang.</li><li>Haluskan bawang merah goreng.</li><li>Campurkan daging giling, bawang merah goreng halus, merica, pala, garam sedikit dulu.</li><li>Panaskan air dengan api kecil, masukkan margarin sampai meleleh, lalu masukkan terigu. Campur sampai kalis. Campurkan adonan kentang dengan adonan terigu di atas api kecil sampai benar-benar campur. Matikan api.</li><li>Masukkan telur 1 butir dalam adonan, campur sampai rata.</li><li>Kocok lepas telur. Bentuk adonan sesuai selera, lalu celupkan ke dalam kocokan telur sebelum digoreng.</li><li>Mmmm enyak enyak enyak....</li></ol><div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-79603017360585906302008-08-26T16:10:00.002+07:002008-08-26T16:38:52.937+07:00Pepes Ikan MasSaya sangat terkesan dengan masakan pepes ikan mas Majalaya. Trus saya tanya sana sini tentang bagaimana membuat pepes ikan, lalu saya coba-coba, enak tapi belum se-nyoss pepes ikan Majalaya. Lalu ketika membeli buku kumpulan resep mak nyusss karangan Ny. Prudianti Tedjokusuma, maka saya coba buat dengan menggabungkan bumbu dan teknik membuat antara di buku resep itu sama yang sudah saya ketahui sebelumnya. Hasilnya beginilah.....nak nan!<br /><br />Bahan :<br />1 kg ikan mas (2 ekor), dibersihkan perut dan sisiknya<br />6 ikat kemangi, diambil daunnya, bagi 2 bagian<br />3 butir tomat hijau, diiris tipis<br />1 butir telur, dikocok lepas<br />1-2 butir jeruk lemon<br />Daun pisang untuk membungkus<br />Lidi/tusuk gigi untuk menyemat<br /><br />Bumbu halus :<br />4 siung bawang putih<br />8 siung bawang merah<br />2 butir kemiri<br />2 cm kunyit<br />1/2 lingkaran gula merah<br />Garam secukupnya<br /><br />2 batang serai<br />2 lembar daun salam<br />2 iris lengkuas<br /><ol><li>Lumuri ikan dengan garam kira-kira 1 sdt dan air jeruk, diamkan.</li><li>Siapkan bumbu halus dan bumbu lainnya</li><li>Tumis bumbu halus sampai matang. Campurkan tidak di atas api bumbu halus yang sudah matang ke dalam kocokan telur, aduk rata. Lumuri ikan tadi dengan bumbu ini.</li><li>Siapkan kukusandi atas api, lalu daun dan lidi.</li><li>Atur di atas daun dengan urutan separo bagian kemangi lalu daun salam, irisan lengkuas, dan serai, lalu ikan, irisan tomat hijau, separo bagian kemangi lagi. Bungkus yang rapi.</li><li>Masukkan ikan yang sudah dibungkus ke dalam kukusan. Kalo sudah mendidih, kecilkan api dan biarkan sampai 2 jam.</li></ol>Pelengkap :<br />Lalapan, sambel bajak+kecap+petis sedikit kalo suka.<div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-24122227588102574562008-08-21T11:38:00.004+07:002008-08-21T11:45:44.053+07:00Sambel BajakTak tahunya anak-anakku itu suka sekali makan sambel ini. Sambel ini selain enak juga tidak terlalu pedas karena dimasak hingga benar-benar matang.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan dan bumbu :</span><br />1 ons cabe merah giling<br />1 sdt terasi udang<br />1 buah tomat, diiris dadu kecil-kecil<br />Garam dan gula pasir secukupnya<br /><ol><li>Haluskan/<span style="font-style: italic;">uleg</span> semua bahan dan bumbu.</li><li>Panaskan sedikit minyak, lalu goreng sambel sampai matang dengan api kecil sambil sesekali diaduk supaya rata matangnya.<br /></li></ol><div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-58507459809291390432008-08-19T14:21:00.006+07:002008-08-19T15:58:08.566+07:00Mie Kakap<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSHOyLIOw9Fu_bZB3cGalol9yxKMIi2e2B6BezG4yzqx3ETaCBuSALtWMIFSjYGcMdhV23BXZQOCNkQx0bOhJ9QmaZ5cPgwIl2gWqUxPWK9U516nYhvN2AqA-xNFt8nUavG6U3Cl4fuYdz/s1600-h/01082008(002).jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSHOyLIOw9Fu_bZB3cGalol9yxKMIi2e2B6BezG4yzqx3ETaCBuSALtWMIFSjYGcMdhV23BXZQOCNkQx0bOhJ9QmaZ5cPgwIl2gWqUxPWK9U516nYhvN2AqA-xNFt8nUavG6U3Cl4fuYdz/s320/01082008(002).jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5236132868090491954" border="0" /></a><br /><div style="text-align: center;"><div style="text-align: center;">Mie kakap setahu saya baru ada di Jogja, di restoran Moro Seneng. Mie ini dibuat dari bahan dasar ikan kakap. Kemarin waktu mudik ke Jogja mampir beli mentahnya (mie keringnya--belum dimasak) sekalian buat oleh-oleh. Cara buatnya kurleb hampir seperti buat mie goreng biasa, hanya saja mienya sebelum dimasak direbus dulu.<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan :</span><br />500 gr mie kakap kering<br />75 gr udang<br />75 gr ayam fillet, potong kecil-kecil<br />5 butir bakso sapi, potong-potong<br />150 gr sawi hijau, dipotong-potong<br />50 gr daun loncang, dipotong 1cm<br />Air untuk merebus mie<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bumbu :</span><br />3 siung bawang putih dihaluskan<br />1/2 sdt merica bubuk<br />1 sdt saus tiram<br />Kecap asin, kecap manis, garam secukupnya<br /></div><ol style="text-align: center;"><li>Didihkan air, rebus mie kakap kering sampai empuk, lalu tiriskan.</li><li>Tumis bumbu, kecuali kecap dan garam sampai matang, lalu masukkan udang, ayam, dan bakso, masak sampai matang.</li><li>Tuang sedikit air (kurleb 100 ml), masukkan sawi, tunggu sampai mendidih, masukkan kecap dan garam biloa perlu saja, lalu masukkan mie kakap yang sudah direbus dan daun loncang. Aduk hingga rata dan bumbu meresap.</li><li>Mmmm....<br /></li></ol><div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-91027176103432475222008-08-18T10:51:00.005+07:002008-08-19T12:08:15.070+07:00Ayam Bumbu Tomat<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFF9Cv_8Odv2aFWLPVOOZQQ1NbqKgexOBN2Uq0biIrJ1dcwnJCyqmx-IZUqFH8gwtuO4dQX7Bt0E-FYgwDEXU14-jc7_toTnIOI_OqYjw_YAamkzvsEhdSQaiCFEniIGJEHVsvsIUd3y5m/s1600-h/18082008(002).jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFF9Cv_8Odv2aFWLPVOOZQQ1NbqKgexOBN2Uq0biIrJ1dcwnJCyqmx-IZUqFH8gwtuO4dQX7Bt0E-FYgwDEXU14-jc7_toTnIOI_OqYjw_YAamkzvsEhdSQaiCFEniIGJEHVsvsIUd3y5m/s320/18082008(002).jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5236086655011277538" border="0" /></a>Hari ini nyoba resep dari Seri Makanan Anak Selera Oriental--lauk ayam, karangan Mary Winata (terbitan Gramedia). Di resepnya, bagian yang dimasak cuma pahanya, tapi yang saya masak semua bagian kecuali cakarnya. Resep ini mirip dengan ayam tomat buatan ibukku tapi ada sedikit perbedaan menggunakan kecap asin dan cabe bubuk, serta metodenya. Masaknya mudah. Di bawah ini merupakan hasil yang saya kerjakan.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan :</span><br />1 ekor ayam<br />500 gr tomat matang<br />3 sdm minyak goreng untuk menumis<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bumbu :</span><br />3 siung bawang putih, dihaluskan<br />1 sdt merica bubuk<br />2 sdm gula pasir<br />7 sdm kecap asin<br />1 butir bawang bombay<br />Garam secukupnya<br /><ol><li>Potong-potong ayam sesuai selera, taruh di mangkok.</li><li>Lumuri ayam dengan bawang putih, 1/2 sdt merica, 1 sdm gula pasir, 4 sdm kecap asin, garam. Diamkan 30 menit, sambil mengerjakan yang lain.</li><li>Rebus tomat, buang kulitnya, hancurkan.</li><li>Iris kecil-kecil bawang bombay.</li><li>Goreng ayam sampai matang.</li><li>Tumis bawang bombay, lalu masukkan 1/2 sdt merica, 3 sdm kecap asin, 1 sdm gula pasir, dan tomat sampai matang.<br /></li><li>Masukkan ayam, kecilkan api, diamkan sampai bumbu meresap.</li><li>Mmmm.....nak...<br /></li></ol><span style="font-weight: bold;">NB :</span><br />Di resep aslinya menggunakan kaldu ayam untuk tambahan kuahnya, bubuk cabe untuk sedikit rasa pedas, dan irisan piterseli sebagai taburan.<div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-47161451521280850982008-08-13T09:27:00.003+07:002008-08-19T14:04:53.421+07:00Soto Tangkar<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsjwUtTfvZa2AVeMc5DXoWh9Ih7bZe_0YCw8OHAkarCFZkOF_EZ7Y-9mL8n0gpiGnjsUN-CTkoEe-tU6e-NtkySeiEd9p7khxi4itR6q_VqDy-kxz1OyyUdVMGNjdpqxOWKLJHaqMYSChy/s1600-h/13082008(007).jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsjwUtTfvZa2AVeMc5DXoWh9Ih7bZe_0YCw8OHAkarCFZkOF_EZ7Y-9mL8n0gpiGnjsUN-CTkoEe-tU6e-NtkySeiEd9p7khxi4itR6q_VqDy-kxz1OyyUdVMGNjdpqxOWKLJHaqMYSChy/s320/13082008(007).jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5236112178755280370" border="0" /></a>Masakan soto tangkar dari Ibuk sungguh belum ada tandingannya. Setelah saya tinggal di Jakarta baru tahu kalo ternyata soto tangkar adalah khas Betawi. Tapi saya coba makan soto tangkar di sini belum ada rasanya yang semantap masakan Ibuk. Ternyata bumbunya sederhana, tapi saya coba berkali-kali baru kali ini rasanya mantap. Mau tahu rahasianya......?<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan :</span><br />1/2 kg tulang muda (iga)<br />1/4 kg sandung lamur<br />1/4 kg jerohan (paru dan babat---kalo suka)<br />1500 ml air<br />500 ml santan dari 1/2 butir kelapa<br />100 gr daun loncang, diiris tipis<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bumbu halus :</span><br />7 siung bawang putih<br />12 siung bawang merah<br />1 sdt merica<br />2 sdt ketumbar<br />1 sdt jinten<br />9 cabe merah<br />Garam secukupnya<br /><br />3 cm jahe, digeprek<br />3 iris lengkuas<br />5 lembar daun salam<br /><ol><li>Presto tulang muda (iga), sandung lamur, dan jerohan selama 15 menit.</li><li>Tumis semua bumbu sampai benarbenar matang. Panaskan hingga mendidih.</li><li>Masukkan irisan daun loncang, biarkan sampai mendidih.</li><li>Masukkan tumisan bumbu dalam rebusan tulang muda, sandung lamur, dan jerohan.</li><li>Sajikan dengan pelengkapnya : tomat iris, bawang merah goreng, sambal rebus, kecap manis, dan emping. Weleh-weleh...suedep!<br /></li></ol><div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-78687619888155318432008-08-13T09:08:00.003+07:002008-08-19T13:26:30.397+07:00Nasi Bakar Peda<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsbds-ilkL1Bka9PnRg4Zez1UobYrFIog6Gc6WEMEk44Eh6u1cciDJn9mMgpxYcitQsn2NTJ5AUsEUxjT5lqwtDxBnmXQlK7gTI0rBdNeNq48WFpnEE-v7u3Fe6JmEW6lDkDvWXDjm0WxS/s1600-h/13082008(001).jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsbds-ilkL1Bka9PnRg4Zez1UobYrFIog6Gc6WEMEk44Eh6u1cciDJn9mMgpxYcitQsn2NTJ5AUsEUxjT5lqwtDxBnmXQlK7gTI0rBdNeNq48WFpnEE-v7u3Fe6JmEW6lDkDvWXDjm0WxS/s320/13082008(001).jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5236110028539026850" border="0" /></a>Kemarin pagi baru kesampaian nyoba buat nasi bakar peda dari resep di Femina minggu lalu. Cuma ada satu bahan yang ternyata saya tidak punya persediaan (kelupaan nyiapin). So, pagi-pagi kemarin kerja keras bakar-bakarnya. Pada dasarnya membuat nasi beserta bumbunya cukup simpel. Cobain deh, lumayan enak....<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan :</span><br />500 gr beras<br />2 ekor ikan asin peda, dikukus lebih dulu, diambil dagingnya, buang durinya<br />100 gr santan kara<br />550 gr air<br />(Santan kara dan air di atas sebagai ganti santan 750 gr dari kelapa 1/2--total air santan dikira-kira menurut jenis berasnya)<br />2 sdm minyak goreng, untuk menumis<br />20 helai daun kemangi<br />Daun pisang, untuk membungkus<br />Lidi, untuk menyemat<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bumbu :</span><br />3 siung bawang putih, diiris tipis<br />5 siung bawang merah, diiris tipis<br />cabe merah/rawit sesuai selera, diiris serong tipis<br />2 cm kunyit, diiris tipis/dihaluskan<br />Garam secukupnya<br /><ol><li>Beras diaron menggunakan santan. Rebuslah santan hingga mendidih, masukkan beras, kecilkan api, sesekali diaduk sampai air asat (beras setengah matang).</li><li>Tumis bumbu.</li><li>Masukkan ikan peda yang sudah dihancurkan dan daun kemangi.<br /></li><li>Campurkan bumbu dan ikan peda dengan nasi aron.</li><li>Kukus kurleb 30 menit.</li><li>Bungkus jadi 6 bagian lalu bakar sampai daun kehitam-hitaman.</li><li>Sajikan dengan sambal terasi.<br /></li></ol><div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-53215188759391438782008-08-11T12:55:00.006+07:002008-08-19T14:14:28.886+07:00Sayur Lodeh<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZmAP-K_tiS6tF0WXHxDN5ildbq0JWShwBmD4qErDl9S6UgKRMJLMDZLevBxW2Wrw8uHlutnednXPGmSwFa7nQWo0864Fos4rTuJyM2uHFxdMGuMxKsQP-w4RYMbvqYPvQbkwYRcq9lMxO/s1600-h/01082008.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZmAP-K_tiS6tF0WXHxDN5ildbq0JWShwBmD4qErDl9S6UgKRMJLMDZLevBxW2Wrw8uHlutnednXPGmSwFa7nQWo0864Fos4rTuJyM2uHFxdMGuMxKsQP-w4RYMbvqYPvQbkwYRcq9lMxO/s320/01082008.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5236122011702352386" border="0" /></a>Lodeh, weleh weleh.... ini sayur favoritku yang pertama sejak kecil. Dulu waktu kecil tidak doyan sayur, begitu kenal lodeh, weleh weleh...<span style="font-style: italic;">intip</span> (kerak nasi) satu lembar habis kulahap pake sayur lodeh ini (eh, kuahnya thok ding). Ternyata sayur lodeh ini juga dipake sebagai syarat tolak balak oleh masyarakat di beberapa daerah (inget waktu zamannya habis tsunami di Aceh ada isu tsunami bakal terjadi di DIY-Jateng). Saya juga belum tahu bagaimana sejarahnya kok bisa begitu. Tapi yang jelas, lodeh ini memang moi...<span style="font-style: italic;">uennak tenan tur nggawene sipil</span>. Isinya bisa manut selera.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan :</span><br />500 gr kluwih, gori (nangka muda), terong, jipang (labu siam), kacang panjang, so (daun melinjo), kulit melinjo atau melinjo mudanya, pepaya muda, rebung (batang bambu muda), dll. Semua dipotong-potong sesuai selera. Bisa dimodifikasi dengan tempe diiris kecil panjang atau dengan bahan tahu putih saja diiris dadu.<br />250 gr tetelan/iga sapi/skengkel/cakar ayam<br />1 liter air<br />1 liter santan dari 1 butir kelapa yang tua<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bumbu :</span><br />5-7 siung bawang putih yang besar, diiris tipis<br />12 siung bawang merah, diiris tipis<br />5 lembar daun salam<br />3 iris lengkuas<br />7 cabe rawit merah, diiris serong<br />3 cabe hijau, diiris serong<br />1 kerat tempe busuk<br />1 sdm gula merah<br />Garam secukupnya<br /><ol><li>Buat kaldu terlebih dulu dari air 1 liter dengan 259 gr bahan dari sapi atau ayam.</li><li>Masukkan seluruh bumbu, tunggu sampai mendidih.</li><li>Masukkan bahan satu per satu diurutkan yang paling keras terlebih dahulu.</li><li>Masukkan santan, tunggu msndidih, lalu diicip-icip dulu.</li><li>Jadi deh...</li></ol>NB : Bila ingin membuat lodeh dengan bahan tempe atau tahu saja, cabenya hijau saja yang banyak. Kalo lodeh tempe ini terkenal dari daerah Wonosari (DIY), biasa dimakan menggunakan nasi merah dan empal atau tahu dan ayam bacem.<div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-1867739029903598392008-07-26T11:06:00.005+07:002008-08-19T14:21:40.555+07:00Sarden Ikan Cuwe<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh83Q0PERJjopCS3x1jAzMKeaXnh85iIb_N_YynXsybMAdbVSJoswPTK9shlU1-7F3B3a099p-3S91tDMnB6W7BlYrd1hW5ZqBCz1oBeDdl8mDHYIv2BHAnLyyQzo9hHoslVJY_KYFzlzAJ/s1600-h/26072008(001).jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh83Q0PERJjopCS3x1jAzMKeaXnh85iIb_N_YynXsybMAdbVSJoswPTK9shlU1-7F3B3a099p-3S91tDMnB6W7BlYrd1hW5ZqBCz1oBeDdl8mDHYIv2BHAnLyyQzo9hHoslVJY_KYFzlzAJ/s320/26072008(001).jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5236124462830630226" border="0" /></a>Sarden ini merupakan favorit anak-anak. Dulu, awalnya saya coba buat makanan ini karena Ima seneng banget makan apa saja pake saus tomat. Lalu, inget masakan ini. Daripada beli kalengan terus (selain tidak sehat juga <span style="font-family:trebuchet ms;">MB</span> alias Mbikin Boros). Nah, bahannya cukup murah meriah pake ikan pindang Cuwe bisa beli di tukang sayur atau pasar. Biasanya ditempatkan di keranjang-keranjang kecil. Ikan pindang Cuwe ini biasanya ada 2 macam, yaitu yang besar sudah diiris-iris tinggal dagingnya aja dan yang kecil-kecil utuh masih ada duri dan kepalanya. Lha kalo saya lebih suka yang kecil-kecil utuh karena lebih gurih.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan :</span><br />15 ekor ikan Cuwe pindang<br />1/2 liter air<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bumbu :</span><br />4 siung bawang putih, dihaluskan<br />3 cabe merah keriting (atau sesuai selera), dihaluskan<br />1/2 sdt merica bubuk<br />2 cm jahe digeprek<br />7 sdm saus tomat<br />Gula pasir secukupnya (kurleb 1 sdm)<br />Garam secukupnya<br /><ol><li>Goreng setengah kering ikan pindang Cuwe.</li><li>Tumis bumbu.</li><li>Masukkan ikan Cuwe yang sudah digoreng ke dalam bumbu, aduk-aduk sedikit.</li><li>Tambahkan air, ratakan bumbunya, panaskan denganapi kecil. Tunggu sampai merasuk.</li><li>Jadi deh...<br /></li></ol>NB : Kalo saya suka ditambah telur (2 butir). Masukkan telur dalam keadaan api masih hidup sambil diratakan dengan kuahnya.<div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-54478475015981169002008-07-22T04:55:00.003+07:002008-07-22T05:31:45.900+07:00Asem-asemHari ini saya berencana membuat Asem-asem daging sapi. Biasanya bahan yang saya pake bukan danging sapi tapi ayam. Dan setiap kali memasak ini ada 2 kenangan yang selalu teringat. Pertama, masakan ini kegemaran Bapak. Dan yang kedua dulu waktu Mas Ir tugas di Cepu, waktu itu saya habis melahirkan Ima 30 hari, saya nekad ikut Mas Ir ke Cepu (saya masih tinggal di Jogja). Sebenarnya sudah dilarang Ibuk karena belum 40 hari. Tapi saya <span style="font-style: italic;">ngeyel </span>berhubung merasa sangat sehat. Ternyata di perjalanan, tujuan berubah jadi ke Kediri dulu. Setelah beberapa hari di Kediri dengan acara-acara keluarganya yang padat, akhirnya begitu mau berangkat ke Cepu saya mulai sakit demam. Trus, dengan tekad tinggi (nekad kali...) kami berlima (Shiddiq, Ima, saya, Mas Ir, dan Tri-pembantu) berangkat ke Cepu, tapi lagi-lagi berubah arah menuju ke Ngawi dulu nginap semalam di rumah Abi. Saya mulai tambah parah tapi tidak dirasakan. Sebenarnya ditahan Abi untuk tinggal aja, tapi saya nekad karena pengin deket-deket suami, akhirnya tetap berangkat ke Cepu. Sampai Cepu saya demam tinggi tapi tetap pengin masak. Ya masak asem-asem ayam, pas Mas Ir ke kantor. Sehari itu saya belum makan karena rasanya nggak enak, di mulut pahit. Saya pikir saya masak keasinan sekali sampai pahit. Ternyata setelah Mas Ir pulang dari kantor dan makan masakan saya, bilang enak sekali sampai tambah-tambah terus. Saya masih berpikir Mas Ir hanya menghibur saya. Malam-malam sekali saya dipaksa makan oleh Mas Ir, alhamdulillah ternyata mulai bisa merasakan enaknya makan. Eh, ternyata memang enak. Ooo...berarti rasa pahit itu cuma di mulut karena demam tinggi itu. Syukurlah waktu itu Ima tidak tertular. Beberapa hari di Cepu, akhirnya pulang ke Jogja tapi saya masih belum sehat betul, sampai rumah mondok deh di RS Sardjito beberapa hari karena setelah cek darah trombositnya turun sekali, Bapak khawatir terkena DB. Syukur alhamdulillah ternyata tidak. Malah Abi juga sempat jenguk di rumah sakit waktu itu. Yah begitulah <span style="font-style: italic;">story </span>dari masakan ini.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan :</span><br />1 ekor ayam, dipotong-potong<br />atau<br />3/4 kg daging sapi, dipresto lebih dulu 10-15 menit, dipotong-potong<br />1,5-2 liter air untuk kuah<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bumbu :</span><br />5 siung bawang putih, diiris tipis<br />8 siung bawang merah, diiris tipis<br />3 lembar daun salam<br />3 iris lengkuas<br />5 butir tomat hijau/belimbing wuluh dipotong-potong (kalo terpaksa pake tomat merah 1-2 butir saja), atau dikombinasikan<br />Garam secukupnya<br /><ol><li>Masukkan seluruh bahan dan bumbu dalam panci, masak sampai matang dan bumbu meresap.</li><li>Jadi deh....<br /></li></ol><div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-30198041233392747192008-07-21T03:52:00.004+07:002008-07-22T04:55:00.225+07:00Ayam Lodoh/LodhoKemarin rasanya seneng sekali...karena nyoba buat Ayam Lodoh dan akhirnya berhasil. Sebenernya ini bukan yang pertama kali nyoba. Nggak tau lagi sudah yang ke berapa.<br /><br />Masakan khas Trenggalek ini kegemaran Bapak mertua. Terakhir kemarin ngrasain pas mudik ke Kediri, perjalanan pulang dari nginap semalam di Pantai Karanggongso rame-rame seluruh keluarga besar mampir di rumah makan Pak Yusuf spesialis Ayam Lodoh langganan Bapak mertua.<br />Di rumah makan itu menu spesialnya adalah Ayam Lodoh dengan nasi gurihnya dan sebagai pendampingnya adalah urap.<br /><br />Setelah berhasil membuat Ayam Lodoh dan urap sekalian bothok, tidak lupa nasi gurihnya kemarin langsung kita bawa ke Bintaro trus rame-rame sama Mas Ir, Ima, Syauqi, Adi, Saza, Om Jon, Tante Dina, dan tidak ketinggalan Mikmi makan di Bintaro (rumah Om Jon-Tante Dina) sekalian silaturahmi (sudah lama tidak jenguk). Wow...asik sekali. Rasa mulut ni seperti tidak mau berhenti. Tapi berhubung lagi usaha keras untuk diet (maklum, sudah gendut banget), akhirnya kutahan-tahan bener. Selama perjalanan pulang masih terbayang-bayang terus dan rasanya jadi lapar lagi....<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan :</span><br />2 ekor ayam utuh (belah dada-seperti ingkung)--ayamnya ayam kampung lebih enak<br />1 butir kelapa tua, diparut<br />1 liter air<br />1 genggam cabe rawit merah<br />Arang secukupnya untuk membakar<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bumbu :</span> (persis Opor)<br />1 genggam bawang putih<br />2 genggam bawang merah<br />5 butir kemiri<br />2 sdt ketumbar bubuk<br />2 sdt jinten bubuk<br />5 lembar daun salam<br />3 iris lengkuas<br />3 tangkai serai, geprek lalu diikat<br />5 lembar daun jeruk<br />Garam secukupnya<br /><ol><li>Haluskan bawang putih, bawang merah, kemiri.</li><li>Tumis semua bumbu dalam wajan sampai matang.</li><li>Tuangkan kurleb segelas santan. Tunggu sampai matang, masukkan 1 ingkung ke dalamnya, panaskan dengan api kecil sambil ditutup kurleb 15 menit (sampai matang dan bumbu meresap).</li><li>Angkat ingkung yang sudah berbumbu. Ulangi langkah 3.</li><li>Siapkan bakaran, bakar ayam-ayam tersebut sampai ada sedikit <span style="font-style: italic;">gosong-gosong</span>.</li><li>Tuangkan sisa santan dan cabe rawit ke dalam bumbu tadi, panaskan hingga matang untuk kuah.</li><li>Sajikan ayam bakar terpisah dengan kuahnya.</li></ol>NB : kalo wajannya besar, masukkan 2 ingkung sekaligus ke dalam wajan untuk dibumbui.<div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-35859023186411963912008-07-19T14:44:00.003+07:002008-07-21T04:57:00.067+07:00Bir PlethokMinuman ini merupakan minuman kegemaran Raja Yogyakarta, Sri Sultan HB IX. Saya mencoba pertama kali di sebuah restoran di Kraton Yogyakarta (maaf, lupa namanya). Rasanya sangat segar tapi menghangatkan badan. Bagi yang lagi masuk angin, kalo minum ini dijamin berangsur-angsur lega (kalo saya langsung sendawa-sendawa). Pokoknya "Joss mantab!" kata ibu mertua saya. Kalo dilihat seperti bir.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan :</span><br />250 gr jahe, dikupas, digeprek<br />1 tangkai daun serai yang segar<br />Kayu manis, kira-kira sepanjang jari tengah orang dewasa<br />3 butir cengkeh<br />1 genggam secang<br />2 liter air<br />5 butir jeruk lemon<br />Gula pasir secukupnya<br /><ol><li>Rebus dalam panci semua bahan, kecuali jeruk lemon, sambil ditutup kurleb 30 menit dengan api sedang.</li><li>Bila sudah mendingin (hangat), masukkan perasan jeruk lemon ke dalam rebusan, aduk rata.</li><li>Blender supaya berbuih (semakin banyak jeruk, semakin berbuih dan segar), dan boleh langsung diminum (hangat-hangat) atau didinginkan, dimasukkan lemari es, diminum dingin.<br /></li></ol><div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-55232588532821273232008-07-19T14:11:00.004+07:002008-07-21T04:57:28.967+07:00KornetResep ini merupakan resep turun-temurun dari keluarga Ibuk. Rasanya lebih enak dari kornet kemasan kaleng karena dagingnya murni dan segar....<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan :</span><br />3/4 kg daging iga (daging dari tulang iga yang dikuliti)<br />2 sdm mentega untuk menumis<br />Air secukupnya<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bumbu :</span><br />1 sdt sendawa<br />1 sdt merica bubuk<br />1 sdt pala bubuk<br />2 sdt garam<br />2 butir tomat, diiris bundar tipis<br />5 bawang putih, diiris tipis<br />8 bawang merah, diiris tipis<br />Saus tomat secukupnya<br />Gula pasir secukupnya<br /><ol><li>Potong daging sesuai selera.</li><li>Haluskan dan campur sendawa, merica, pala, dan garam.</li><li>Ratakan bumbu halus pada daging yang sudah dipotong-potong, diamkan selama 10 jam dalam lemari es.</li><li>Tumis bawang putih dan bawang merah dengan mentega.</li><li>Atur dalam presto dengan urutan daging, bumbu tumis, tomat, beri air sampai hampir setinggi tumpukan daging.</li><li>Panaskan presto, tunggu sampai tekanan tinggi (peluit berbunyi), tunggu kurleb 15 menit.</li><li>Matikan kompor, buka kunci presto, biarkan sampai tutup terbuka dengan sendiri.</li><li>Panaskan di atas wajan dengan api kecil sambil tambahkan saus tomat hingga warna kemerahan, lalu tambahkan gula pasir. Dan juga garam jika perlu.</li><li>Hidangkan panas-hangat.<br /></li></ol><span style="font-weight: bold;"><span style="font-weight: bold;"></span></span><div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-8773760489601141152008-07-18T16:20:00.004+07:002008-07-21T04:57:58.675+07:00Oleh-oleh dari Kediri......Tahu TekLama tidak <span style="font-style: italic;">on </span>karena mudik ke Yogya dan Kediri kira-kira sebulan. Habis itu baru istirahat ngilangin capeknya & bebenah rumah. Oleh-oleh dari Kediri, ada beberapa jenis makanan favorit dari sana. Setiap pulang ke Kediri nyaris tidak lupa untuk menyantap makanan-makanan itu, Tahu Tek (Kediri dijuluki kota Tahu-tahunya memang enak, digoreng <span style="font-style: italic;">thok</span> sudah uenaak & jadi rebutan), Soto Bok Ijo Kediri, Ayam Lodoh di Trenggalek, Lontong Kikil, Rujak Cingur, dan yang pasti Pecel Tumpang (hampir tiap hari makan...). Tahu Tek buat ketagihan bener..., asal doyan petis!<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan :<br /></span>2 potong tahu ukuran besar, dipotong kotak kecil-kecil<br />2 butir telur, dikocok<br />Garam secukupnya<br />1 tangkai daun bawang/loncang dipotong kecil-kecil<br />1 tangkai daun seledri, dipotong kecil-kecil<br />1 ons toge soto, direndam air panas sebentar<br />Bawang merah goreng secukupnya<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Kuah :</span><br />2 siung bawang putih<br />1 ons kacang kupas, disangrai/digoreng<br />Cabe rawit/merah keriting sesuai selera<br />90 ml kecap manis<br />40 ml air matang<br />1 sdt petis udang<br /><ol><li>Campurkan tahu, telur, dan garam, lalu digoreng dengan ukuran sesuai selera.</li><li>Haluskan bawang putih, kacang, dan cabe. Campurkan dengan kecap, air, dan petis.</li><li>Jadi deh, tahu telur goreng ditaburi toge, daun bawang, seledri, dan bawang merah goreng, lalu disiram kuahnya....selamat mencoba.<br /></li></ol><span style="font-weight: bold;"></span><div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-67624286008693404312008-06-09T12:40:00.005+07:002008-07-21T05:33:02.883+07:00Sambel TumpangLha ini dia! "Makanan pendamping sunnah mu'akad" dari "makanan wajib" di Kediri. Makanan wajibnya Pecel. Tapi jangan salah, ternyata tidak semua orang Kediri doyan Sambel Tumpang. Padahal, menurut saya, masakan ini penggugah selera. Shiddiq dan Ima jadi doyan makan sayur karena makan Pecel dicampur Tumpang ini. Tak dikira, ternyata Saza juga ketagihan meski kalo makan sambel <span style="font-style: italic;">megap-megap</span> kepedesan kadang diselingi nangis sedikit, tapi habis itu "<span style="font-style: italic;">hak</span>" lagi. Dulu sebelum kawin sama orang Kediri, pernah Ibuk membuat ini tapi masih belum tertarik, melirik pun tidak. Ya gara-gara kawin sama orang Kediri, saya jadi doyan, dan minta resepnya sama Ibu mertua. Cuma, untuk membuat Sambel Tumpang ini kalo di Jakarta dan sekitarnya agak susah cari bahan dasarnya (tempe busuk) karena rata-rata tempe di sini dibuat dengan dicampur jagung, dan ternyata susah terjadi pembusukan. Yang sudah-sudah akhirnya cuma kering. Tapi jangan kuatir, yang penting kenali tempenya dulu. Dari pengalaman, asal beli tempe yang dibungkus daun pisang berbentuk segitiga atau segiempat satu-satu potong itu bahan asli kedelai (bukan campuran dengan jagung). Lalu, untuk membusukkan silakan disimpan dalam tas plastik ditutup 2-3 hari, tempe busuk siap diolah (atau setelah itu mau disimpan dalam lemari es sebagai persediaan tempe busuk). Oya, Sambel Tumpang ini bumbunya sama persis dengan Lodeh, hanya berbeda teknik mengolahnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan :</span><br />5 potong tempe busuk<br />3 potong tempe segar<br />(Bisa digantikan semuanya dengan 8 potong tempe setengah busuk)<br />500 ml air<br />100 ml santan kental (kara) atau 250 ml santan dari 1/2 butir kelapa<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bumbu :</span><br />5 siung bawang putih (boleh diiris tipis)<br />8 siung bawang merah (boleh diiris tipis)<br />Cabe rawit/merah keriting sesuai selera, dipotong-potong<br />3 lembar daun salam<br />2 iris lengkuas<br />1 sdm gula merah<br />Garam secukupnya<br /><ol><li>Rebus/kukus tempe, bawang putih, bawang merah, cabe.</li><li>Tumbuk tempe, bawang putih, bawang merah, dan cabe, tidak perlu sampai halus.</li><li>Rebus air.</li><li>Masukkan tempe, bawang, dan cabe yang sudah ditumbuk ke dalam rebusan air.</li><li>Masukkan sisa bumbu lainnya, dan yang terakhir santan. Didihkan dan diicip-icip sampai pas asin dan manisnya.</li></ol>NB : Kalo senang kental (<span style="font-style: italic;">klintrek-klintrek</span>-Jawa) boleh ditambah terigu atau maizena 1sdm yang dilarutkan dengan sedikit air terlebih dulu. Oya, kalo saya, suka saya tambah krecek (kerupuk kulit untuk masak).<div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-24851374982304965542008-05-31T05:47:00.012+07:002008-07-21T04:59:35.714+07:00Pecel Tempe<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaY3euN5yRsPH18cZ9Dk1PVFXk8uUufNtkH_VqhUBdme5KBktip33SmIeGz02bNuV-bUOdVMgrf7LJ4ZBa97Lih_2aaNjeO6x8vTd46co2P_P0g-O7p6drOqOPDRphEzxCPuJ-9l-8p6pf/s1600-h/Picture+155.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaY3euN5yRsPH18cZ9Dk1PVFXk8uUufNtkH_VqhUBdme5KBktip33SmIeGz02bNuV-bUOdVMgrf7LJ4ZBa97Lih_2aaNjeO6x8vTd46co2P_P0g-O7p6drOqOPDRphEzxCPuJ-9l-8p6pf/s320/Picture+155.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5224503696866392690" border="0" /></a><br />Masakan ini tidak biasa di daerah asal saya, Jogja, tapi digemari warga di kampung Kediri sana. Setelah saya cek ke Ibuk, ternyata pernah tahu masakan ini karena Bapak dari Jawa Timur juga, <span style="font-style: italic;">so</span> kesimpulan sementara masakan ini berasal dari daerah Jawa Timur....(boleh dilakukan penelitian-red). Ada 2 cara memasak bahannya boleh dikukus atau dibakar. Namanya pecel tempe, tapi ternyata isinya bisa macam-macam, tidak hanya tempe, tapi ada tahu, terong, dan telur rebus. Rasanya....mantab!<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan :</span><br />Tempe, tahu, terong, tahu.<br />Santan kental (kara juga boleh)<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bumbu :</span><br />Bawang putih<br />Cabe merah (boleh ditambah rawit, sesuai selera)<br />Kemiri<br />Garam secukupnya<br /><ol><li>Kukus semua bahan dan bumbu kecuali garam sampai matang. Kalo dibakar, bumbunya direbus aja.<br /></li><li>Kalo sudah matang, bahan-bahan diatur dalam piring.</li><li>Bumbu dihaluskan, masukkan ke dalam santan dan panaskan hingga matang dan bumbu menyatu. Jangan lupa kasih garam.</li><li>Tekan-tekan bahan dalam piring, siramkan santan berbumbu tadi di atasnya.</li></ol>NB : Kalo kurang kental boleh ditambah maizena yang sudah dilarutkan dalam air secukupnya.<br />Pelengkap : mentimun dicacah, kemangi, sebarkan di atas pecel.<div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Rurihttp://www.blogger.com/profile/14319330246671582168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-84603547732325009692008-05-30T05:16:00.009+07:002008-07-21T05:00:01.382+07:00Rendang Ayam<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWd1QebtBRwib7cisXTGvK-xLrvSp7Dz1emnhvaWPkbqbQY9CsJip5bSkwU8A4kqcWo4nWihZ4cNovXJPYZhbcx8nHk_ye5LMyR7IMI9zcqQMJqSEVQJVOAw8SNIH0KnyfdsKX-fk6AfVj/s1600-h/ajibarang0608+059.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWd1QebtBRwib7cisXTGvK-xLrvSp7Dz1emnhvaWPkbqbQY9CsJip5bSkwU8A4kqcWo4nWihZ4cNovXJPYZhbcx8nHk_ye5LMyR7IMI9zcqQMJqSEVQJVOAw8SNIH0KnyfdsKX-fk6AfVj/s320/ajibarang0608+059.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5224545375736704658" border="0" /></a><br />Rendang itu sebenarnya enak. Tapi Mas Ir tidak suka karena katanya bumbunya terlalu menyengat. Tapi (eh, tapi lagi), sejak saya coba buat sendiri rendang ayam ternyata Mas Ir jadi suka, dan kalo makan bolak-balik nambah.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan :</span><br />1 kg ayam, dipotong-potong (kalo mau daging <span style="font-style: italic;">or</span> telur juga boleh)<br />200 ml santan kara<br />Air secukupnya<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bumbu halus :</span><br />4 siung bawang putih<br />10 siung bawang merah<br />100 gr cabe merah (atau sesuai selera)<br />4 butir kemiri<br />1 sdm ketumbar bubuk<br />1 sdm jinten bubuk<br />4 cm jahe<br />Garam secukupnya<br />Gula merah secukupnya<br /><br />5 lembar daun salam<br />3 iris lengkuas<br />2 tangkai sereh, digeprek, diikat<br />6 lembar daun jeruk<br />1 lembar daun kunyit (bisa diganti dengan 2 cm kunyit dihaluskan)<br /><ol><li>Tumis semua bumbu sampai matang.</li><li>Tuangkan santan aduk-aduk, panaskan dengan api kecil sampai mendidih.</li><li>Masukkan ayam/daging/telur, aduk sampai merata bumbunya. Tutupi dan panaskan tetap dengan api kecil sampai bumbu benar-benar meresap (biasanya akan tampak minyak memisah). Sesekali dibalik-balik. Kalo perlu tambah air secukupnya.<br /></li></ol><div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-50921076462737819992008-05-30T04:59:00.005+07:002008-07-21T05:00:53.411+07:00Chawanmushi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioV-MJVZhc3a1guHQJbXwcmqJFYLSa4qfNgEWHA6BC9EC-GZIPu4_HQ_0c9y47yQmZsShhgWiaQr7BDJGZz0KHFnu1Iiqk6BxlSKRSSyDb2ftvKZJDSDAjDgKTPeTRzDXI0N1pDcc7iI2x/s1600-h/ajibarang0608+036.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioV-MJVZhc3a1guHQJbXwcmqJFYLSa4qfNgEWHA6BC9EC-GZIPu4_HQ_0c9y47yQmZsShhgWiaQr7BDJGZz0KHFnu1Iiqk6BxlSKRSSyDb2ftvKZJDSDAjDgKTPeTRzDXI0N1pDcc7iI2x/s320/ajibarang0608+036.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5224511387429401010" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj30kmKMG6byBJrN_VYA-lpLAi6TREnU29644lxF7Q1PdXf9GoEPRv9HqNjAlrFg_mqZLkICL8yP_VZyG-MQZ8V-SuecKQvurLlydJzypCoGUOoBgTfZ7GnARw9bl-CLExdTSkm1dt5XTE1/s1600-h/ajibarang0608+056.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj30kmKMG6byBJrN_VYA-lpLAi6TREnU29644lxF7Q1PdXf9GoEPRv9HqNjAlrFg_mqZLkICL8yP_VZyG-MQZ8V-SuecKQvurLlydJzypCoGUOoBgTfZ7GnARw9bl-CLExdTSkm1dt5XTE1/s320/ajibarang0608+056.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5224511397150172162" border="0" /></a><br />Chawanmushi artinya cawan kukus. Cara memasaknya adalah dengan mencampur semua bahan ke dalam sebuah cawan atau mangkuk, lalu dikukus. Biasa digunakan sebagai makanan pembuka . Yang pasti sangat bergizi dan sangat mudah buatnya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan :</span><br />5 butir telur<br />1 liter air<br />50 gr ayam fillet, dipotong kecil-kecil<br />50 gr udang kupas (boleh dipotong-potong kalo kebesaran)<br />2 butir bakso (ini modifikasi dari saya sendiri)<br />Mitsuba, ini sejenis seledri, kalo tidak ada bisa diganti seledri<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bumbu :</span><br />2 sachet (3 sdm) dashi<br />4 sdm soy sauce (kikkoman)<br />Garam sedikit aja<br /><ol><li>Rebus air dan dashi.</li><li>Kocok telur sampai tercampur antara putih dan kuningnya aja, atau diaduk-aduk saja jangan sampai keluar buih.</li><li>Kalo air dashi sudah mulai dingin, campurkan pelan-pelan sambil diaduk-aduk dengan telur kocok. Usahakan tidak berbuih. Masukkan soy sauce. Icip, kalo kurang asin, tambahkan sedikit garam.</li><li>Masukkan ayam, udang, dan bakso.</li><li>Atur dalam cawan/mangkuk (boleh yang kecil-kecil atau sekaligus satu tapi besar muat seluruhnya) mitsuba atau daun seledri di bagian dasar, lalu tuang adonan yang tadi dibuat secukupnya dalam cawan.</li><li>Kukus kira-kira 20-30 menit, dengan ditutup kain dan tutup sedikit terbuka supaya tidak terlalu keras.<br /></li></ol><div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-47333105797128200442008-05-29T17:48:00.005+07:002008-07-21T05:01:39.460+07:00Sup MisoKalo masakan Jepang, mas lan mbakyuku yang di Rempoa tuh hobi banget. Semula saya belum bisa menikmati, tapi beberapa kali diajak sama om Jon & tante Dina di Bintaro dan mas lan mbakyuku itu makan di rumah makan Jepang, lha sekarang saya jadi penikmat masakan Jepang juga, apalagi Mas Ir dan anak-anak ternyata juga doyan banget. Nah, sebagai pemula, saya coba buat sup Miso ini. Kebetulan bumbu-bumbunya sudah dibawain sama mas Adit lan mbakyu Santi ku itu pas Ima ultah kemarin. Ternyata sungguh cepiil (kata anakku-red).<br /><br />Bahan :<br />Tahu sutra/tofu, dipotong kotak-kotak<br />Daun bayam beberapa helai, boleh juga sawi dipotong tipis-tipis<br />1 tangkai daun bawang, diiris halus<br />Sejumput rumput laut hijau<br />500 ml air<br /><br />Bumbu :<br />1 sachet (kurleb 1,5 sdm) dashi (bubuk kaldu ikan)<br />2 sdm miso (sejenis tauco, rasanya sangat mirip tauco lokal, tapi dibuat dari campuran beras & kedelai, teksturnya lebih halus dari tauco lokal)<br /><br /> 1. Panaskan air dalam panci hingga mendidih.<br /> 2. Masukkan dashi.<br /> 3. Larutkan miso dengan sedikit air, tuangkan ke dalam panci berisi air dashi.<br /> 4. Masukkan tahu, rumput laut, daun bawang.<br /> 5. Selesai dah...<div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-42994994304454896072008-05-29T17:27:00.004+07:002008-07-21T05:02:10.770+07:00Sayur TerubukTerubuk itu ternyata bunga pohon tebu. Saya jadi inget waktu tinggal di Jogja sepanjang waktu dulu belum pernah dengar bunga tebu disayur, padahal di Jogja ada 2 pabrik gula, dan kebetulan waktu saya kecil rumah ibuk bapakku diapit kebun tebu. Sayur terubuk atau sayur besan ini rasanya segeeer sekali padahal bersantan. Kemarin waktu buat tidak dapet terubuk, akhirnya kuganti aja dengan labu siam. Buatnya mudah sekali.<br /><br />Bahan :<br />Terubuk (bisa diganti labu siam karena segernya, dan sempat terpikir pake asparagus karena teksturnya mirip terubuk).<br />1 buah kentang yang besar<br />1 renteng pete<br />Sohun secukupnya<br />100 ml santan kara<br />1 liter air<br /><br />Bumbu halus :<br />3 siung bawang putih<br />5 siung bawang merah<br />Cabe merah sesuai selera<br />3 biji kemiri<br />1 sdt ketumbar bubuk<br /><br />Salam, lengkuas<br /><ol><li>Bumbu ditumis.</li><li>Masukkan santan.</li><li>Tambahkan air.</li><li>Masukkan kentang, pete, dan terubuk.</li><li>Sajikan dengan sohun yang sudah direbus.</li></ol>Mudah kan, silahkan mencoba!<div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-17890608764392012632008-05-29T16:57:00.002+07:002008-05-29T17:26:50.361+07:00<span style="font-family: georgia;">Lama tidak nge-</span><span style="font-style: italic; font-family: georgia;">blog </span><span style="font-family: georgia;">bukan tidak masak sama sekali tapi karena lagi penasaran menambah tampilan & fasilitas dikit-dikit sana-sini dalam blog ini. Akhirnya, kemarin tanpa sengaja sudah bisa nambah kolom dalam blog ini (bukan ganti template lho...). Dan hari ini sudah bisa buat tombol print untuk masing-masing posting. Yah, saya seneng sekali, maklumlah wong saya itu gaptek banget apalagi urusan internet dan pemrograman, akhirnya bisa melakukan ini semua, meski masih sebatas </span><span style="font-style: italic; font-family: georgia;">copy-paste javascript</span><span style="font-family: georgia;"> dari para pecinta blogger. Kira-kira seminggu lalu saya pengin sekali makan sayur terubuk, yang ternyata disebut juga sayur besan. Memang sih, pertama kali saya makan pas kondangan manten di tetangga saya yang Betawi asli. Sudah usaha pesen terubuk ke Bang Toyib si tukang sayur yang lewat rumah setiap pagi, sampai beberapa hari tidak dapat terubuknya. Tapi dasar saya, saking penginnya, tidak ada rotan akar pun jadi, tidak ada terubuk labu siam pun jadi. Berikutnya, saya juga coba 2 masakan Jepang, sup miso dan chawanmushi. Lha kalo ini, saya berwisata kuliner diajak <span style="font-style: italic;">kangmas lan mbakyuku</span> tercinta dan tersayang, Mas Adit & Mbak Santi, dan tidak ketinggalan suamiku paling cinta.......kekekek....(Lah aku cinta ndak to? Ndak usah diomongin tapi liat aja sendiri--sudah dapet 5 anak, piye to?-red).</span><div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-79028787718390878172008-05-21T14:53:00.003+07:002008-06-09T12:08:05.510+07:00Cake MoccaAkhirnya, baru hari coba buat cake mocca. Resepnya saya ambil dari Mbak Estherlita (bisa dilihat dari <a href="http://wcjuni2.blogspot.com/2006/05/mocca-tart.html#links">Edisi Juni 2006: Mocca Tart</a><br />Tapi dengan sedikit modifikasi dan belum bisa seindah aslinya. Dan karena sedikit gangguan pada ovennya (sempat hampir membakar kompor-red), saya sempat ragu-ragu kalo rotinya bantat. Tapi alhamdulillaah ternyata tidak, cuman karena keasikan di depan komputer jadi sedkit gosong....tapi masih enak lho, soalny gosong cuma pinggir dan kulit atasnya sedikit.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bahan :</span><br />10 butir telur, diambil kuningnya saja, sisihkan putihnya (kurleb 275 cc)<br />195 gr gula pasir halus<br />1/2 sdt baking soda<br />1/4 sdm emulsifier<br />110 gr terigu<br />1 sachet kopi nescafe mix pas<br />1/2 sdm susu bubuk<br />100 gr mentega<br />40 gr butter<br />1 sdm pasta mocca<br /><ol><li>Panaskan oven hingga 180 derajat Celcius atau 350 derajat Fahrenheit. Sambil menunggu panas, lakukan langkah-langkah berikutnya.</li><li>Olesi loyang ukuran 18cm x 18cm dengan mentega dan taburi dengan terigu.</li><li>Cairkan mentega dan butter, lalu campur dengan pasta mocca.<br /></li><li><span style="font-family:webdings;"></span>Kocok dengan kecepatan tinggi telur, gula, soda, dan emulsifier sampai adaonan mengembang putih.</li><li>Campur terigu dan kopi, lalu tuangkan ke dalam adonan telur, kocok dengan kecepatan sedang sampai merata.</li><li>Tuangkan sedikit demi sedikit campuran mentega, butter, dan pasta mocca cair ke dalam adonan sambil diaduk menggunakan spatula pelan-pelan sampai merata.</li><li>Masukkan adonan ke dalam loyang, lalu panggang dengan oven selama 45-60 menit.</li></ol>Selamat mencoba!!!<div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4034613579068652464.post-85008992811902149172008-05-18T19:37:00.005+07:002008-07-21T05:03:17.530+07:00Perkedel Kentang<span style="font-weight: bold;">Bahan :</span><br />1 kg kentang, direbus/dikukus/digoreng<br />125 gr terigu<br />2 sdm margarin/mentega<br />100 ml air<br />2 tangkai loncang, diiris kecil-kecil<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Bumbu halus :</span><br />50 gr bawang merah goreng<br />1 sdt merica bubuk<br />1 sdt pala bubuk<br />Garam secukupnya<br /><ol><li>Tumbuk kentang hingga halus.<br /></li><li>Campurkan bumbu dan loncang dengan kentang hingga rata.<br /></li><li>Panaskan air dan mentega di atas wajan dengan api kecil.<br /></li><li>Masukan terigu ke dalam air mentega, aduk rata hingga kalis.</li><li>Campurkan adonan kentan dan adonan terigu hingga rata.</li><li>Masukan 1 butir telur aduk hingga rata.<br /></li><li>Bentuklah adonan sesuai selera, celupkan ke dalam kocokan telur lalu goreng.<br /></li></ol><div class="blogger-post-footer"><p id="postfeeds"><$BlogItemFeedLinks$></p></div>Unknownnoreply@blogger.com0