Welcome to Mother's Cook!
This blog provide practical, easier, attractive, and of course very delicious recipes. For everyone who likes traditional food or beginner cook or lazy to cook but would like to eat tasty food by your own hand, you can take and try recipes from this blog.
Have your fun day!

Sabtu, Juli 26, 2008

Sarden Ikan Cuwe

Sarden ini merupakan favorit anak-anak. Dulu, awalnya saya coba buat makanan ini karena Ima seneng banget makan apa saja pake saus tomat. Lalu, inget masakan ini. Daripada beli kalengan terus (selain tidak sehat juga MB alias Mbikin Boros). Nah, bahannya cukup murah meriah pake ikan pindang Cuwe bisa beli di tukang sayur atau pasar. Biasanya ditempatkan di keranjang-keranjang kecil. Ikan pindang Cuwe ini biasanya ada 2 macam, yaitu yang besar sudah diiris-iris tinggal dagingnya aja dan yang kecil-kecil utuh masih ada duri dan kepalanya. Lha kalo saya lebih suka yang kecil-kecil utuh karena lebih gurih.

Bahan :
15 ekor ikan Cuwe pindang
1/2 liter air

Bumbu :
4 siung bawang putih, dihaluskan
3 cabe merah keriting (atau sesuai selera), dihaluskan
1/2 sdt merica bubuk
2 cm jahe digeprek
7 sdm saus tomat
Gula pasir secukupnya (kurleb 1 sdm)
Garam secukupnya

  1. Goreng setengah kering ikan pindang Cuwe.
  2. Tumis bumbu.
  3. Masukkan ikan Cuwe yang sudah digoreng ke dalam bumbu, aduk-aduk sedikit.
  4. Tambahkan air, ratakan bumbunya, panaskan denganapi kecil. Tunggu sampai merasuk.
  5. Jadi deh...
NB : Kalo saya suka ditambah telur (2 butir). Masukkan telur dalam keadaan api masih hidup sambil diratakan dengan kuahnya.

Selasa, Juli 22, 2008

Asem-asem

Hari ini saya berencana membuat Asem-asem daging sapi. Biasanya bahan yang saya pake bukan danging sapi tapi ayam. Dan setiap kali memasak ini ada 2 kenangan yang selalu teringat. Pertama, masakan ini kegemaran Bapak. Dan yang kedua dulu waktu Mas Ir tugas di Cepu, waktu itu saya habis melahirkan Ima 30 hari, saya nekad ikut Mas Ir ke Cepu (saya masih tinggal di Jogja). Sebenarnya sudah dilarang Ibuk karena belum 40 hari. Tapi saya ngeyel berhubung merasa sangat sehat. Ternyata di perjalanan, tujuan berubah jadi ke Kediri dulu. Setelah beberapa hari di Kediri dengan acara-acara keluarganya yang padat, akhirnya begitu mau berangkat ke Cepu saya mulai sakit demam. Trus, dengan tekad tinggi (nekad kali...) kami berlima (Shiddiq, Ima, saya, Mas Ir, dan Tri-pembantu) berangkat ke Cepu, tapi lagi-lagi berubah arah menuju ke Ngawi dulu nginap semalam di rumah Abi. Saya mulai tambah parah tapi tidak dirasakan. Sebenarnya ditahan Abi untuk tinggal aja, tapi saya nekad karena pengin deket-deket suami, akhirnya tetap berangkat ke Cepu. Sampai Cepu saya demam tinggi tapi tetap pengin masak. Ya masak asem-asem ayam, pas Mas Ir ke kantor. Sehari itu saya belum makan karena rasanya nggak enak, di mulut pahit. Saya pikir saya masak keasinan sekali sampai pahit. Ternyata setelah Mas Ir pulang dari kantor dan makan masakan saya, bilang enak sekali sampai tambah-tambah terus. Saya masih berpikir Mas Ir hanya menghibur saya. Malam-malam sekali saya dipaksa makan oleh Mas Ir, alhamdulillah ternyata mulai bisa merasakan enaknya makan. Eh, ternyata memang enak. Ooo...berarti rasa pahit itu cuma di mulut karena demam tinggi itu. Syukurlah waktu itu Ima tidak tertular. Beberapa hari di Cepu, akhirnya pulang ke Jogja tapi saya masih belum sehat betul, sampai rumah mondok deh di RS Sardjito beberapa hari karena setelah cek darah trombositnya turun sekali, Bapak khawatir terkena DB. Syukur alhamdulillah ternyata tidak. Malah Abi juga sempat jenguk di rumah sakit waktu itu. Yah begitulah story dari masakan ini.

Bahan :
1 ekor ayam, dipotong-potong
atau
3/4 kg daging sapi, dipresto lebih dulu 10-15 menit, dipotong-potong
1,5-2 liter air untuk kuah

Bumbu :
5 siung bawang putih, diiris tipis
8 siung bawang merah, diiris tipis
3 lembar daun salam
3 iris lengkuas
5 butir tomat hijau/belimbing wuluh dipotong-potong (kalo terpaksa pake tomat merah 1-2 butir saja), atau dikombinasikan
Garam secukupnya

  1. Masukkan seluruh bahan dan bumbu dalam panci, masak sampai matang dan bumbu meresap.
  2. Jadi deh....

Senin, Juli 21, 2008

Ayam Lodoh/Lodho

Kemarin rasanya seneng sekali...karena nyoba buat Ayam Lodoh dan akhirnya berhasil. Sebenernya ini bukan yang pertama kali nyoba. Nggak tau lagi sudah yang ke berapa.

Masakan khas Trenggalek ini kegemaran Bapak mertua. Terakhir kemarin ngrasain pas mudik ke Kediri, perjalanan pulang dari nginap semalam di Pantai Karanggongso rame-rame seluruh keluarga besar mampir di rumah makan Pak Yusuf spesialis Ayam Lodoh langganan Bapak mertua.
Di rumah makan itu menu spesialnya adalah Ayam Lodoh dengan nasi gurihnya dan sebagai pendampingnya adalah urap.

Setelah berhasil membuat Ayam Lodoh dan urap sekalian bothok, tidak lupa nasi gurihnya kemarin langsung kita bawa ke Bintaro trus rame-rame sama Mas Ir, Ima, Syauqi, Adi, Saza, Om Jon, Tante Dina, dan tidak ketinggalan Mikmi makan di Bintaro (rumah Om Jon-Tante Dina) sekalian silaturahmi (sudah lama tidak jenguk). Wow...asik sekali. Rasa mulut ni seperti tidak mau berhenti. Tapi berhubung lagi usaha keras untuk diet (maklum, sudah gendut banget), akhirnya kutahan-tahan bener. Selama perjalanan pulang masih terbayang-bayang terus dan rasanya jadi lapar lagi....

Bahan :
2 ekor ayam utuh (belah dada-seperti ingkung)--ayamnya ayam kampung lebih enak
1 butir kelapa tua, diparut
1 liter air
1 genggam cabe rawit merah
Arang secukupnya untuk membakar

Bumbu : (persis Opor)
1 genggam bawang putih
2 genggam bawang merah
5 butir kemiri
2 sdt ketumbar bubuk
2 sdt jinten bubuk
5 lembar daun salam
3 iris lengkuas
3 tangkai serai, geprek lalu diikat
5 lembar daun jeruk
Garam secukupnya

  1. Haluskan bawang putih, bawang merah, kemiri.
  2. Tumis semua bumbu dalam wajan sampai matang.
  3. Tuangkan kurleb segelas santan. Tunggu sampai matang, masukkan 1 ingkung ke dalamnya, panaskan dengan api kecil sambil ditutup kurleb 15 menit (sampai matang dan bumbu meresap).
  4. Angkat ingkung yang sudah berbumbu. Ulangi langkah 3.
  5. Siapkan bakaran, bakar ayam-ayam tersebut sampai ada sedikit gosong-gosong.
  6. Tuangkan sisa santan dan cabe rawit ke dalam bumbu tadi, panaskan hingga matang untuk kuah.
  7. Sajikan ayam bakar terpisah dengan kuahnya.
NB : kalo wajannya besar, masukkan 2 ingkung sekaligus ke dalam wajan untuk dibumbui.

Sabtu, Juli 19, 2008

Bir Plethok

Minuman ini merupakan minuman kegemaran Raja Yogyakarta, Sri Sultan HB IX. Saya mencoba pertama kali di sebuah restoran di Kraton Yogyakarta (maaf, lupa namanya). Rasanya sangat segar tapi menghangatkan badan. Bagi yang lagi masuk angin, kalo minum ini dijamin berangsur-angsur lega (kalo saya langsung sendawa-sendawa). Pokoknya "Joss mantab!" kata ibu mertua saya. Kalo dilihat seperti bir.

Bahan :
250 gr jahe, dikupas, digeprek
1 tangkai daun serai yang segar
Kayu manis, kira-kira sepanjang jari tengah orang dewasa
3 butir cengkeh
1 genggam secang
2 liter air
5 butir jeruk lemon
Gula pasir secukupnya

  1. Rebus dalam panci semua bahan, kecuali jeruk lemon, sambil ditutup kurleb 30 menit dengan api sedang.
  2. Bila sudah mendingin (hangat), masukkan perasan jeruk lemon ke dalam rebusan, aduk rata.
  3. Blender supaya berbuih (semakin banyak jeruk, semakin berbuih dan segar), dan boleh langsung diminum (hangat-hangat) atau didinginkan, dimasukkan lemari es, diminum dingin.

Kornet

Resep ini merupakan resep turun-temurun dari keluarga Ibuk. Rasanya lebih enak dari kornet kemasan kaleng karena dagingnya murni dan segar....

Bahan :
3/4 kg daging iga (daging dari tulang iga yang dikuliti)
2 sdm mentega untuk menumis
Air secukupnya

Bumbu :
1 sdt sendawa
1 sdt merica bubuk
1 sdt pala bubuk
2 sdt garam
2 butir tomat, diiris bundar tipis
5 bawang putih, diiris tipis
8 bawang merah, diiris tipis
Saus tomat secukupnya
Gula pasir secukupnya

  1. Potong daging sesuai selera.
  2. Haluskan dan campur sendawa, merica, pala, dan garam.
  3. Ratakan bumbu halus pada daging yang sudah dipotong-potong, diamkan selama 10 jam dalam lemari es.
  4. Tumis bawang putih dan bawang merah dengan mentega.
  5. Atur dalam presto dengan urutan daging, bumbu tumis, tomat, beri air sampai hampir setinggi tumpukan daging.
  6. Panaskan presto, tunggu sampai tekanan tinggi (peluit berbunyi), tunggu kurleb 15 menit.
  7. Matikan kompor, buka kunci presto, biarkan sampai tutup terbuka dengan sendiri.
  8. Panaskan di atas wajan dengan api kecil sambil tambahkan saus tomat hingga warna kemerahan, lalu tambahkan gula pasir. Dan juga garam jika perlu.
  9. Hidangkan panas-hangat.

Jumat, Juli 18, 2008

Oleh-oleh dari Kediri......Tahu Tek

Lama tidak on karena mudik ke Yogya dan Kediri kira-kira sebulan. Habis itu baru istirahat ngilangin capeknya & bebenah rumah. Oleh-oleh dari Kediri, ada beberapa jenis makanan favorit dari sana. Setiap pulang ke Kediri nyaris tidak lupa untuk menyantap makanan-makanan itu, Tahu Tek (Kediri dijuluki kota Tahu-tahunya memang enak, digoreng thok sudah uenaak & jadi rebutan), Soto Bok Ijo Kediri, Ayam Lodoh di Trenggalek, Lontong Kikil, Rujak Cingur, dan yang pasti Pecel Tumpang (hampir tiap hari makan...). Tahu Tek buat ketagihan bener..., asal doyan petis!

Bahan :
2 potong tahu ukuran besar, dipotong kotak kecil-kecil
2 butir telur, dikocok
Garam secukupnya
1 tangkai daun bawang/loncang dipotong kecil-kecil
1 tangkai daun seledri, dipotong kecil-kecil
1 ons toge soto, direndam air panas sebentar
Bawang merah goreng secukupnya

Kuah :
2 siung bawang putih
1 ons kacang kupas, disangrai/digoreng
Cabe rawit/merah keriting sesuai selera
90 ml kecap manis
40 ml air matang
1 sdt petis udang

  1. Campurkan tahu, telur, dan garam, lalu digoreng dengan ukuran sesuai selera.
  2. Haluskan bawang putih, kacang, dan cabe. Campurkan dengan kecap, air, dan petis.
  3. Jadi deh, tahu telur goreng ditaburi toge, daun bawang, seledri, dan bawang merah goreng, lalu disiram kuahnya....selamat mencoba.